1/
Aku mencelupkan ingatanku pada sebuah nama,
tentang
manusia berjiwa malaikat yang hidup dalam tempurung waktu beraba-abad
lalu,
Namun wanginya namanya tak hilang ditimbun
zaman
Kasih dan cintanya serupa cahaya, menerangi semesta, menembusi ruang dan waktu
bermilyar milyar jaraknya.
Dialah putra Abdullah.
Muhammad kekasih Allah.
2/
Belum kering dalam ingatan, riwayatmu yang
berloncatan dari bibir-bibir guru ngajiku, juga amalan-amalan yang menjadi
sunahmu.
Lalu rindu menjumpaimu merambati ulu hatiku, menikam, merepih memilu, membiru tanpa redam
Lalu rindu menjumpaimu merambati ulu hatiku, menikam, merepih memilu, membiru tanpa redam
Kemarau telah dipinang musim, daun jati
meranggas satu-satu, namun cintamu bukan jati, yang dapat meranggas sewaktu-waktu.
3/
Halusnya budimu, lembutnya lakumu, serta
mulianya semangatmu membuatku mengerti mengapa kau disebut kekasih bagi ilahi
Rabbi.
Hingga kidung-kidung shalawat dilangitkan
untumu, Duhai Siraj al-Munir.