Aku masih saja sibuk
Menyederhanakan rindu yang malas membusuk
Sebab raga yang dibentangkan jarak
Dan aku kepayahan, membuang pilu yang bingung mencari tepian
Fotomu terlalu abu-abu, Ibu
kuselipkan dalam dompetku yang ramai peluhmu
Peluh yang dapat menyuburkan batu
Rintik hujan jatuh satu-satu
Meninggalkan jejak tanah basah
Menguapkan aroma rindu
Pada pelukan ibu yang serupa madu
Bulan depan kukabarkan kepulangan, Ibu
Bersama aroma rantau yang harum
Akan kulumat pilu ini berganti senyum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar