Sering kudengar bingar nyanyian
Melubangi telingaku yang renta
Tentangmu yang sering menabung lapar di lambung
Atau mengepal lelah, agar dapurmu tak lelah mengepul
Juga tentang mereka
Yang bergincu dan minum susu
Berlalu lalang menyesakki bola matamu yang hujan
Rumah bambumu kelewat mungil dan gigil
Untuk diisi sembilan kepala
dengan ingin yang berbeda
Lalu kau bertualang
Dari kaki ke kaki, dari sepi ke sepi
Menggali lelah dan keringat
Agar rumahmu tetap terasa hangat
Sering kau berkejaran dengan angin dan ingin
Angin, yang menjelma garis merah
di punggung setiap malam, bercampur aroma balsam.
Ingin, untuk melihat gigi-gigi di rumah bambumu tetap bisa mengunyah
Meski tumit kakimu semakin pecah dan terbelah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar