Powered By Blogger

Selasa, 20 September 2011

Menggurau Gerimis



Duduk, menunggu, memperhatikan dalam diam pada semangkuk canda tawa di depan sana
Sendiri, menimang-nimang hati , agar tak mengering bahkan mengerang.
Tak ingin beranjak. Demi melepas kepergian.
Namun diammu seperti menggali lubang dangkal untuk mengubur hati yang mengabar.
Mengapa kau biarkan aku  bergurau dengan gerimis, mengigau terbelenggu dalam tangis.
Tidak, ini hanya mimpi. Menjadi dongeng esok hari.



(in memorium 1 juli 2011, Jumat yang bermuram durja)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar