Jika ada yang menanyakan padaku tentang kesetiaan seorang sahabat atau tentang bahu yang paling nyaman untukku menyandarkan kesah, atau mungkin juga tentang rumah hati yang tak pernah tertutup pintunya untukku yang kadang sering datang dan pergi sesuka hati, maka jawabnya adalah, Antuma.
Jika ada yang menanyakan padaku tentang sosok penginspirasi, penasehat sejati, penghantar semangat dan juga tawa, maka dengan lantang kukatakan kalau itu adalah, Antuma.
Jika ada yang bertanya padaku tentang sahabat yang hobi sekali Facial, yang punya segudang kebaya, yang mukanya keliatan jutek tapi aslinya baik hati, yang telah menemukan labuhan bagi hatinya yang menyamudra, dan yang memiliki keluarga yang ramah sekali maka jawabnya adalah Iim Arbaini.
Jika ada yang bertanya padaku tentang sahabat cerdas yang patut kuteladani, yang selalu tak bisa halus saat membuka lembaran buku, yang banyak diburu ibu-ibu untuk dijadikan menantu, yang poto pada SIM pertamanya sangat membuatnya merasa sangat sangat sangat tidak PD, yang selalu menjaga izzahnya, maka jawabnya adalah Siti Mahmudah.
Dan aku masih saja sibuk, menyederhanakan rindu yang enggan membusuk, sebab raga yang dibentangkan jarak, kepada kalian, antumaa. Karena catatan ini masih tentang kalian, Sayyidah Mahmudah & Arbey Ngingim. Wahesytini awiy...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar