Powered By Blogger

Selasa, 21 Juni 2011

Belajar Bahasa Arab Dasar


  
Kali ini saya akan menyajikan sedikit tentang tata bahasa Arab (Nahwu) dasar. semoga bermanfaat, terutama bagi para pemula.

Dalam bahasa arab kata disebut dengan al-Kalimah. al-Kalimah dibagi menjadi 3; isim (kata benda), fi’il (kata kerja) dan harf (kata depan).  Suatu susunan kalimat sempurna dalam bahasa arab disebut dengan al-Jumlah al-Mufidah/al-Kalam.
Ada  4 syarat jumlah mufidah, yaitu:
1.      Berupa lafazh, yaitu suara yang terdiri dari huruf-huruf hija’iyah,
2.      Tersusun (murokkab) lebih dari satu kata, baik tampak maupun tidak tampak/ada yang disembunyikan
3.      Berfaedah sempurna (mufid), artinya pendengar tidak menyimpan tanda tanya lagi setelah kalimat itu diucapkan karena ada sesuatu yang kurang lengkap dalam kalimat tersebut,
4.      Mengikuti kaidah penyusunan kalimat dalam bahasa arab dan menggunakan bahasa arab, bukan bahasa selain arab (bil wadh’i).

Pengertian Isim, Fi’il dan Harf
al-Kalimah atau ‘kata’ sebagaimana sudah diterangkan di atas terdiri dari isim, fi’il dan harf.  Berikut ini saya akan mencoba menerangkan mengenai ketiga macam kata tersebut.
1.     Isim
Pengertian Isim
Isim adalah suatu kata yang menunjukkan suatu makna sempurna dengan sendirinya dan tidak menggambarkan latar belakang waktu kejadian, dalam bahasa Indonesia isim dikenal dengan istilah ‘kata benda’. Kata benda ini bisa mencakup manusia, hewan, benda mati, tumbuhan, dan lain sebagainya.
Ciri-ciri Isim
Isim bisa dikenali dengan melihat ciri yang ada padanya, di antara ciri tersebut adalah:
·        Bisa dikasrah akhir katanya
·        Bisa ditanwin akhirannya,
·        Bisa diberi alif-lam (al) di awalnya,
·        Didahului oleh harf jer (akan diterangkan nanti di bagian harf)

Pembagian Isim
Isim dapat dibagi berdasarkan bilangannya menjadi 3 jenis:
·        Isim mufrad; yaitu yang menunjukkan tunggal.
·        Isim mutsanna; yaitu yang menunjukkan ganda/dua
·        Isim Jamak; yaitu yang menunjukkan banyak/lebih dari dua. Selain pembagian ini masih ada pembagian lain yang akan diterangkan di belakang, insya Allah.

2.    Fi’il
Pengertian Fi’il
 Fi’il adalah suatu kata yang menunjukkan suatu makna sempurna dengan sendirinya dan menggambarkan latar belakang waktu kejadian, dalam bahasa Indonesia fi’il dikenal dengan istilah ‘kata kerja’. Namun, terdapat sedikit perbedaan yaitu dalam bahasa arab bentuk kata kerja itu berubah sesuai dengan latar belakang waktu kejadiannya, tidak sebagaimana pada bahasa Indonesia. Menurut latar belakang waktunya, fi’il dibagi menjadi 3. Yaitu:  fi’il madhi  (kata kerja lampau),  fi’il mudhari’  (kata kerja sekarang/akan dating), dan fi’il amr ( kata kerja perintah).
Ciri-ciri Fi’il
 Fi’il bisa dikenali dengan melihat ciri yang ada padanya, di antaranya:
·         Didahului dengan kata qad (sesungguhnya),
·         Didahului dengan kata saufa (kelak),
·         Didahului dengan kata sa (akan),
·         Diakhiri dengan ta’ ta’nits sakinah (huruf ta’ sukun yang menunjukkan pelakunya adalah perempuan),
·         Bisa bersambung dengan ta’ fa’il (huruf ta’ yang menunjukkan pelaku),
·         Bisa bersambung dengan nun taukid (huruf nun tasydid yang menunjukkan penegasan)

Pembagian Fi’il (KATA KERJA)
 Menurut  penunjukan waktunya, fiil (kata kerja) dibagi  menjadi 3:
1)      . Fi’il Madhi

Fi’il madhi adalah fi’il yang menunjukkan kejadian pada waktu lampau
Contoh:

خَلَقَ (Telah menciptakan)

خَرَجَ (Telah keluar)

أََمَرَ (Telah memerintah)

أَكَلَ (Telah makan)

2)    Fi’il mudhari
Fi’il mudhori’ adalah fi’il yang menunjukkan kejadian pada waktu sekarang atau akan datang
Contoh:

يَخْلُقُ (Sedang/akan mencipta)

يَخْرُجُ (Sedang/akan keluar)

يَأْمُرُ (Sedang/akan memerintah)

يَأْكُلُ (Sedang/akan makan)


3)      Fi’il amr
Fi’il amr adalah fi’il yang digunakan untuk menuntut terjadinya sesuatu pada waktu setelah pengucapan (kata kerja perintah)
Contoh:

اُدْخُلْ (Masuklah)

اُخْرُُجْ (Keluarlah)

اِِجْلِسْ (Duduklah)

اِِرْفَعْ (Angkatlah)



.
3.   Harf
Pengertian Harf
 Harf adalah suatu kata yang tidak diketahui maknanya tanpa adanya kata yang lain. Artinya dia memerlukan kata yang lain (isim atau fi’il) untuk menyempurnakan maksudnya.  Harf semacam ini disebut juga dengan harf ma’ani; huruf yang bermakna. Karena di sana terdapat juga jenis harf lain yang tidak bermakna dan disebut dengan harf mabani yaitu huruf-huruf hija’iyah (alif sampai ya’). Di antara contoh harf ma’ani adalah harf jer, yaitu harf yang menyebabkan isim sesudahnya menjadi kasrah.
Ciri-Ciri Harf
 Harf tidak memiliki ciri khusus sebagaimana halnya isim atau fi’il.
Pembagian Harf
Harf dapat dibagi menjadi 3:
·         Harf yang bisa masuk kepada isim saja, contohnya adalah harf jer
·         Harf yang bisa masuk pada fi’il saja, contohnya harf lam dan lan
·         Harf yang bisa masuk kepada isim maupun fi’il, contohnya wa (yang artinya;

Tidak ada komentar:

Posting Komentar